Kamis, 05 Juni 2014

Tugas Ilmu Budaya Dasar



MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB & PANDANGAN HIDUP

            Pada dasarnya setiap manusia yang terlahir dimuka bumi ini sudah memilki tanggung jawab. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Setiap manusia juga memiliki pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. 

Nama saya Martha Dinalova saya akan mencertikan pengalaman saya tentang Manusia dan Tanggung Jawab & Pandangan Hidup. Saya aktif berorganisasi di gereja. Saya memiliki dua sahabat yaitu Windi dan Nia yang aktif juga dalam organisasi di gereja. Organisasi kami adalah Remaja. Didalam organisasi ini saya menjabat sebagai bendahara, Windi sebagai sekertaris dan Nia sebagai ketua dalam organisasi Remaja ini. Karena kami sahabat dekat maka kami sudah sangat dekat dan saling terbuka satu sama lain. Saat itu bukan hanya saya yang menjadi bendahara tapi ada seorang pria bernama Christian Toffler yang menjadi rekan saya. 

Suatu hari Nia dan Toffler mengambil dana dari bendahara gereja untuk kas Remaja kami. Karena Toffler merasa ia akan jarang pergi ke gereja maka ia memberikan uang ka situ kepada saya. Saat ia memberikan uang itu saya tak membawa tas ataupun dompet  maka saya berkata “Nanti aja tof, uangnya kan banyak gua ga bawa tas nih!” tapi Toffler memaksa karena ia takut lupa memberikannya kepada saya. Maka saya pun menerima uang itu dan saya menaruhnya dijaket saya. 

Pada hari itu kami pun sedang berlatih untuk mengisi pujian di hari minggu untuk gereja sore. Dalam latihan terbagi menjadi beberapa group suara ada sopran, alto, tenor dan bass, saya masuk ke dalam group alto. Saat kami berlatih bersama dan kemudian group alto dilatih untuk pernapasan dan lainnya, saya menaruh jaket saya di atas kursi dimana saya duduk dan saya berkata kepada salah seorang anak remaja “De, tolong ya dijaga ini ada uang gereja! Takut hilang nanti, oke!” ia pun mengangukkan kepalanya dan berkata “Iya kak siap!”. 

Ketika sedang latihan, Windi mengambil uang dari jaket saya untuk membeli minum bagi pelatih juga anak-anak remaja lainnya dan saya melihatnya. Kemudian latihan pun selesai, kami pun pulang bersama-sama. Ketika saya hendak ke parkiran motor, Nia dan Windi menanyakan uang yang diberikan Toffler tadi. Saya pun berkata “Iya ada kok ini uangnya diajaket!”. Saya pun merogoh kantong jaket saya dan saya panic karena sebagian uangnya hilang. 

Saya dan kedua sahabat saya pun mencari uang itu mungkin terjatuh atau terselip atau entahlah tapi kami tak menemukannya. Badan saya lemah seketika dan tak berdaya karena menghilangkan uang gereja kami pum mulai berpikiran negatif apakah mungkin salah satu dari anak remaja yang mengambilnya tapi kami tak mau menuduh atau menerka-nerka siapa yang mengambil uang itu. Maka saya berkata kepada mereka “Ya sudah, uangnya hilang karena saya bendahara maka saya akan ganti uang yang hilang itu!”. Tapi karena kami sahabat baik mereka berdua sahabat saya merasa itu bukan salah saya. Ya, tapi ini salah saya. Saya teledor dan tidak menaruh uang itu dengan baik. Akhirnya saya menggantikan uang yang hilang itu dengan uang tabungan saya. Dan dari pengalaman itu saya belajar banyak hal untuk memperbaiki kinerja saya sebagai bendahara dalam organisasi di Remaja. 

Setelah beberapa bulan, organisasi kami mengadakan event yaitu Ret-reat yang diadakan 3 hari 2 malam di puncak. Namun saat itu, kami kebingungan karena tak ada yang  bisa ditunjuk sebagai ketua pelaksana acara tersebut. Maka Nia dan Windi sahabat saya meminta saya menjadi Ketua Pelaksana acara tersebut. Saya pun tahu ini adalah tanggung jawab yang sangat besar. Saya pun berani menerima mandat tersebut.

Seiring berjalannya waktu kami pun sering mengadakan rapat, rapat pun terus berjalan tentunya setiap rapat menghasilkan sesuatu yang dibutuhkan untuk acara tersebut. Ketika hari H sudah dekat timbul konflik antara saya dan kedua sahabat saya itu Nia dan Windi karena adanya suatu masalah pribadi diluar dari acara ini tentunya. Kami pun saling tidak respect, mereka berdua dan saya sendiri. Banyak orang disekitar kami yang menyadari hal tersebut namun tak ingin ikut campur. Saya merasa malas bila bertemu mereka rasanya tak ingin melihat mereka berdua. 

Tapi saya sadar akan tanggung jawab saya dan saya harus professional karena ini adalah organisasi. Pandangan saya ketika itu adalah “Ketika anda memiliki suatu masalah pribadi dengan teman seorganisasi anda. Hendaknya masalah itu tidak dibawa pula saat masuk ke ring organisasi tapi diluar organisasi silahkan lakukan apapun yang ingin anda lakukan”. Maka saya menjalankan kewajiban saya dan Puji Tuhan acara berjalan dengan baik hingga akhirnya setelah acara selesai kami pun belum berbaikan, kami berdiam-diaman sangat lama sekali. Seminggu, sebulan, bahkan hamper dua bulan kami saling tidak sapa. Hingga suatu hari sahabat saya Windi dan Nia meminta maaf atas kesalahannya dan saya pun meminta maaf atas segala kesalahan saya. Akhirnya kami bertiga bersahabat baik kembali hingga saat ini.

Sekian cerita tentang Manusia dan Tanggung Jawab & Pandangan hidup dari pengalaman saya  ini semoga dapat menjadi pembelajaran bagi semua yang membacanya. Ambil nilai-nilai positif dari cerita ini dan buang nilai-nilai negatif dari cerita ini. Jadilah pembaca yang cerdas. Terimakasih telah meluangkan waktu untuk membaca cerita saya, God bless :)  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar