MANUSIA DAN TANGGUNG
JAWAB & PANDANGAN HIDUP
Pada
dasarnya setiap manusia yang terlahir dimuka bumi ini sudah memilki tanggung
jawab. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga
berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Setiap manusia
juga memiliki pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati. Pandangan
hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan,
petunjuk hidup di dunia.
Nama saya Martha Dinalova saya akan
mencertikan pengalaman saya tentang Manusia dan Tanggung Jawab & Pandangan
Hidup. Saya aktif berorganisasi di gereja. Saya memiliki dua sahabat yaitu
Windi dan Nia yang aktif juga dalam organisasi di gereja. Organisasi kami
adalah Remaja. Didalam organisasi ini saya menjabat sebagai bendahara, Windi
sebagai sekertaris dan Nia sebagai ketua dalam organisasi Remaja ini. Karena
kami sahabat dekat maka kami sudah sangat dekat dan saling terbuka satu sama
lain. Saat itu bukan hanya saya yang menjadi bendahara tapi ada seorang pria
bernama Christian Toffler yang menjadi rekan saya.
Suatu hari Nia dan Toffler mengambil
dana dari bendahara gereja untuk kas Remaja kami. Karena Toffler merasa ia akan
jarang pergi ke gereja maka ia memberikan uang ka situ kepada saya. Saat ia
memberikan uang itu saya tak membawa tas ataupun dompet maka saya berkata “Nanti aja tof, uangnya kan
banyak gua ga bawa tas nih!” tapi Toffler memaksa karena ia takut lupa memberikannya
kepada saya. Maka saya pun menerima uang itu dan saya menaruhnya dijaket saya.
Pada hari itu kami pun sedang berlatih
untuk mengisi pujian di hari minggu untuk gereja sore. Dalam latihan terbagi
menjadi beberapa group suara ada sopran, alto, tenor dan bass, saya masuk ke
dalam group alto. Saat kami berlatih bersama dan kemudian group alto dilatih
untuk pernapasan dan lainnya, saya menaruh jaket saya di atas kursi dimana saya
duduk dan saya berkata kepada salah seorang anak remaja “De, tolong ya dijaga
ini ada uang gereja! Takut hilang nanti, oke!” ia pun mengangukkan kepalanya
dan berkata “Iya kak siap!”.
Ketika sedang latihan, Windi mengambil
uang dari jaket saya untuk membeli minum bagi pelatih juga anak-anak remaja
lainnya dan saya melihatnya. Kemudian latihan pun selesai, kami pun pulang
bersama-sama. Ketika saya hendak ke parkiran motor, Nia dan Windi menanyakan
uang yang diberikan Toffler tadi. Saya pun berkata “Iya ada kok ini uangnya
diajaket!”. Saya pun merogoh kantong jaket saya dan saya panic karena sebagian
uangnya hilang.
Saya dan kedua sahabat saya pun mencari
uang itu mungkin terjatuh atau terselip atau entahlah tapi kami tak
menemukannya. Badan saya lemah seketika dan tak berdaya karena menghilangkan
uang gereja kami pum mulai berpikiran negatif apakah mungkin salah satu dari
anak remaja yang mengambilnya tapi kami tak mau menuduh atau menerka-nerka
siapa yang mengambil uang itu. Maka saya berkata kepada mereka “Ya sudah,
uangnya hilang karena saya bendahara maka saya akan ganti uang yang hilang
itu!”. Tapi karena kami sahabat baik mereka berdua sahabat saya merasa itu
bukan salah saya. Ya, tapi ini salah saya. Saya teledor dan tidak menaruh uang
itu dengan baik. Akhirnya saya menggantikan uang yang hilang itu dengan uang
tabungan saya. Dan dari pengalaman itu saya belajar banyak hal untuk
memperbaiki kinerja saya sebagai bendahara dalam organisasi di Remaja.
Setelah beberapa bulan, organisasi kami
mengadakan event yaitu Ret-reat yang diadakan 3 hari 2 malam di puncak. Namun
saat itu, kami kebingungan karena tak ada yang
bisa ditunjuk sebagai ketua pelaksana acara tersebut. Maka Nia dan Windi
sahabat saya meminta saya menjadi Ketua Pelaksana acara tersebut. Saya pun tahu
ini adalah tanggung jawab yang sangat besar. Saya pun berani menerima mandat
tersebut.
Seiring berjalannya waktu kami pun
sering mengadakan rapat, rapat pun terus berjalan tentunya setiap rapat
menghasilkan sesuatu yang dibutuhkan untuk acara tersebut. Ketika hari H sudah
dekat timbul konflik antara saya dan kedua sahabat saya itu Nia dan Windi
karena adanya suatu masalah pribadi diluar dari acara ini tentunya. Kami pun
saling tidak respect, mereka berdua dan saya sendiri. Banyak orang disekitar
kami yang menyadari hal tersebut namun tak ingin ikut campur. Saya merasa malas
bila bertemu mereka rasanya tak ingin melihat mereka berdua.
Tapi saya sadar akan tanggung jawab saya
dan saya harus professional karena ini adalah organisasi. Pandangan saya ketika
itu adalah “Ketika anda memiliki suatu masalah pribadi dengan teman seorganisasi
anda. Hendaknya masalah itu tidak dibawa pula saat masuk ke ring organisasi
tapi diluar organisasi silahkan lakukan apapun yang ingin anda lakukan”. Maka
saya menjalankan kewajiban saya dan Puji Tuhan acara berjalan dengan baik
hingga akhirnya setelah acara selesai kami pun belum berbaikan, kami
berdiam-diaman sangat lama sekali. Seminggu, sebulan, bahkan hamper dua bulan
kami saling tidak sapa. Hingga suatu hari sahabat saya Windi dan Nia meminta
maaf atas kesalahannya dan saya pun meminta maaf atas segala kesalahan saya.
Akhirnya kami bertiga bersahabat baik kembali hingga saat ini.
Sekian cerita tentang Manusia dan
Tanggung Jawab & Pandangan hidup dari pengalaman saya ini semoga dapat menjadi pembelajaran bagi
semua yang membacanya. Ambil nilai-nilai positif dari cerita ini dan buang
nilai-nilai negatif dari cerita ini. Jadilah pembaca yang cerdas. Terimakasih
telah meluangkan waktu untuk membaca cerita saya, God bless :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar